Senin, 28 Mei 2012
SAP SERUMEN
Posted by kodok
blog at Sabtu, Januari 01, 2011
| Sabtu, 01 Januari 2011 | 0 comments
Labels: SAP
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Serumen adalah hasil dari produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa yang terdapat dibagian kartilago liang telinga luar dan epitel kulit yang terlepas dan pertikel debu, yang berguna untuk melicinkan dinding liang telinga dan mencegah masuknya serangga kecil kedalam liang telinga.
Obstruksi serumen adalah adanya sumbatan serumen yang terdapat dibagian kartilago liang telinga luar dan epitel kulit yang terlepas dan pertikel debu, yang berguna untuk melicinkan dinding liang telinga dan mencegah masuknya serangga kecil kedalam liang telinga.
Obstruksi serumen ini tidak terjadi pada usia tertentu, dapat terjadi pada siapa saja dan usia berapapun. Faktor yang menyebabkan serumen terkumpul dan mengeras di liang telinga sehingga menyumbat, antara lain dermatitis kronik liang telinga luar, liang telinga sempit , produksi serumen banyak dan kental , adanya benda asing di liang telinga, adanya eksostosis liang telinga, serumen terdorong oleh jari tangan atau ujung handuk setelah mandi atau kebiasaan mengorek telinga. Paling banyak kasus terjadi adalah karena penumpukan serumen yang banyak dan akhirnya mengeras sehingga dapat mengakibatkan sumbatan.
Serumen juga berperan sebagai pelindung telinga mengikat kotoran yang masuk ketelinga. Seruman menghasilkan bau yang tidak enak sehingga serangga tidak masuk ke telinga. Oleh karena itu jagalah telinga anak-anak kita demi masa depanya. Bila kita menemui prestasi belajar menurun periksakan segera ke dokter ahli THT dan periksakan telinga secara rutin apabila terdapat keluhan kotoran telinga.
1.1.1 MANFAAT
Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan khususnya bagi pasien, dan keluarga pasien dan masyarakat secara umum dapat mengerti dan memahami tentang obstrusi serumen.
1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Setelah diberikan materi penyuluhan tentang obstruksi serumen, diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat memahami tentang obstruksi serumen dengan benar.
1.3.2 TUJUAN KHUSUS
Setelah mendapatkan meteri penyuluhan diharapakan keluarga pasien dapat:
a. Obstruksi serumen
1. Menjelaskan definisi obstruksi serumen
2. Menyebutkan penyebab obstruksi serumen
3. Menyebutkan tanda dan gejala obstruksi serumen
4. Menjelaskan bentuk bentuk serumen
5. Menjelaskan fungsi serumen
6. Menyebutkan yang tidak boleh dilakukan
7. Menyebutkan yang sebaiknya dilakukan.
8. Menyebutkan penatalaksanaan obstruksi serum
BAB II
PEMBAHASAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Obstruksi Serumen
Sub Pokok Bahasan : Obstruksi serumen
Sasaran : Keluarga pasien di Poli THT. RSSA Malang
Waktu : 30 menit
Hari/Tanggal : Jum’at, 16 Juli 2010
Jam : 07.00-selesai WIB
Penyuluh : Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Medikal
A. Materi Penyuluhan/Sub Pokok Bahasan
A. Menjelaskan definisi obstruksi serumen
B. Menyebutkan penyebab obstruksi serumen
C. Menyebutkan tanda dan gejala obstruksi serumen
D. Menjelaskan bentuk bentuk serumen
E. Menjelaskan fungsi serumen
F. Menyebutkan yang tidak boleh dilakukan
G. Menyebutkan yang sebaiknya dilakukan.
H. Menyebutkan penatalaksanaan obstruksi serum
B. Analisa Situasi
1. Peserta penyuluhan
Keluarga pasien di Poli THT RSU Dr. Saiful Anwar Malang
2. Penyuluh
Mahasiswa
Mampu mengkomunikasikan penyuluhan dengan metode yang sesuai
Mampu menguasai peserta penyuluhan untuk memusatkan perhatian
3. Tempat penyuluhan
Ruang poliklinik THT RSU Dr. Saiful Anwar Malang
I. Kegiatan Penyuluhan
No. Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode
Media Waktu
1. Pembukaan 1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan
4. Membuat kontrak waktu
5. Bina hubungan saling percaya 1. Menjawab salam
2. Mendengarkan Ceramah 5 menit
2. Pelaksanaan Obstruksi serumen
1. Menjelaskan pengertian obstruksi serumen
2. Menjelaskan penyebab obstrusi serumen
3. Menyebutkan tanda dan gejala obstruksi serumen
4. Menyebutkan faktor resiko
Menyebutkan cara menangani
5. penatalaksanaan obstruksi serumen
6. menjelaskan tentang apa yang boleh dilakukan dan tiidak boleh dilakukan 1. Mendengarkan
2. Menanyakan materi yang belum dimengerti Ceramah dan tanya jawab 15 menit
3. Penutup 1. Memberikan pertanyaan sesuai dengan materi yang telah diberikan
2. Menarik kesimpulan
3. Sambutan bimbingan CI
4. Menutup penyuluhan (salam) 1. Menjawab pertanyaan
2. Menjawab salam Tanya jawab 10 menit
Jumlah penyuluh : 5 orang (kelompok 2)
Jumlah peserta :
Feed back :
J. Media Penyuluhan
1. LCD
2. LAPTOP
K. Metode Penyuluhan
1. Diskusi
2. Tanya jawab
L. Pengorganisasian
1. Moderator : IKA RETNO UTAMI
2. Penyaji materi : DWI WAHYU INDAH PUTRI
3. Fasilitator : DIFKA BAGUS H
4. Observer : LAILATUL FITRI
5. Anggota : ADUNG DWI C
M. Materi (Terlampir)
N. Kriteria Evalusi
Kriteria hasilnya adalah keluarga pasien dapat:
1. Menjelaskan definisi obstruksi serumen
2. Menyebutkan penyebab obstruksi serumen
3. Menyebutkan tanda dan gejala obstruksi serumen
4. Menjelaskan bentuk bentuk serumen
5. Menjelaskan fungsi serumen
6. Menyebutkan yang tidak boleh dilakukan
7. Menyebutkan yang sebaiknya dilakukan.
8. Menyebutkan penatalaksanaan obstruksi serum
2.1 OBSTRUKSI SERUMEN
2.1.1 Definisi
Serumen adalah hasil dari produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa yang terdapat dibagian kartilago liang telinga luar dan epitel kulit yang terlepas dan pertikel debu, yang berguna untuk melicinkan dinding liang telinga dan mencegah masuknya serangga kecil kedalam liang telinga.
Obstruksi serumen adalah adanya sumbatan serumen yang terdapat dibagian kartilago liang telinga luar dan epitel kulit yang terlepas dan pertikel debu, yang berguna untuk melicinkan dinding liang telinga dan mencegah masuknya serangga kecil kedalam liang telinga.
Penyebab
Faktor yang menyebabkan serumen terkumpul dan mengeras di liang telinga sehingga menyumbat, antara lain: 1. Dermatitis kronik liang telinga luar 2. Liang telinga sempit 3. Produksi serumen banyak dan kental 4. Adanya benda asing di liang telinga 5. Adanya eksostosis liang telinga 6. Serumen terdorong oleh jari tangan atau ujung handuk setelah mandi atau kebiasaan mengorek telinga.
1.1.3 Tanda dan gejala
Gejala yang timbul akibat sumbatan serumen adalah pendengaran berkurang. Rasa nyeri timbul apabila serumen keras membatu dan menekan dinding liang telinga. Telinga berdengung (tinitus), pusing (vertigo) bila serumen telah menekan membrane timpani, kadang-kadang disertai batuk oleh karena rangsangan nervus vagus melalui cabang aurikuler.
1.1.4 Bentuk- bentuk serumen
1. Keras
2. Lunak
3. Basah
4. Kering
1.1.5 Peringatan
1. Apabila liang telinga dikorek korek, serumen dapat terdorong kedalam atau liang telinga mengalami infeksi karena keadaan yang kotor dan lembab.
2. Apabila telinga kita kemasukan air, serumen dapat mengembang sehingga menimbulkan rasa nyeri di telinga.
1.1.6 Akibat/ bahaya serumen
1. Tuli/ penurunan pendengaran
2. Nyeri telinga
3. Grebeg-grebeg
4. Rasa gatal pada telinga
5. Rasa berair pada telinga
1.1.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan disesuaikan dengan konsistensi serumen. Jika serumen lembek hanya dibersihkan dengan kapas yang dililitkan pada aplikator. Serumen yang sudah keras dikeluarkan dengan cara dikait dengan alat pengait. Serumen yang terlalu dalam (mendekati membrane timpani), dikeluarkan dengan cara mengirigasi liang telinga.1 Pada serumen yang keras membatu sebelum dikeluarkan harus dilembekkan terlebih dahulu dengan karbol gliserin 10% tiga kali tiga tetes sehari, selama tiga sampai lima hari, setelah itu dikait dengan alat pengait atau diirigasi jika serumen telah terdorong jauh kedalam liang telinga.
1.1.8 Yang tidak boleh dilakukan
1. Mengorek telinga dengan cutton bud, benda tajam dapat mendorong serumen semakin kedalam dapat terjadi luka pada liang telingan atau yang paling sering dijumpai cutton bud tertinggal didalam liang telinga.
2. Tidak boleh memasukan air ketelingabila pada liang telinga terdapat serumen maka serumen akan mengembang dan menimbulkan rasa nyeri ditelinga.
1.1.9 Yang sebaiknya dilakukan
1. Memeriksakan kepoli THT atau dokter ahli THT diperliukan alat dan keterampilan khusus untuk melihat dengan jelas bentuk,jenis dan posisi serumen serta membersihkan serumen
2. Membersihkan telinga dengan lap basah atau handuk hanya dibagian luar telinga saja.serumen dapat keluar sendiri secara alamiah karena posisi liang telinga kebawah, dengan gerakan mengunyah, serumen akan terbawa keluar telinga dan serumen dapat mengering karena udara.
1.1.10 Cara mengaluarkan serumen
1. Hanya boleh dilakukan dengan ah;linya dipoliklinik THT atau dokter ahli THT
2. Tergantung pada jenis, jumlah dan bentuknya
3. Dapat dikeluarkan dengan kain atau irigasi dan bila perlu dilunakan dengan obat sesuai petunjuk dokter ahli THT.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
Serumen merupakan kotoran telinga yang biasanya terjadi pada setiap orang tanpa mengenal umur. Serumen juga berperan sebagai pelindung telinga mengikat kotoran yang masuk ketelinga. Seruman menghasilkan bau yang tidak enak sehingga serangga tidak masuk ketelinga. Oleh karena itu jagalah telinga anak-anak kita demi masa depanya. Bila kita menemui prestasi belajar menurun periksakan segera ke dokter ahli THT.Dan periksakan telinga secara rutin apabila terdapat keluhan kotoran telinga
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Serumen adalah hasil dari produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa yang terdapat dibagian kartilago liang telinga luar dan epitel kulit yang terlepas dan pertikel debu, yang berguna untuk melicinkan dinding liang telinga dan mencegah masuknya serangga kecil kedalam liang telinga.
Obstruksi serumen adalah adanya sumbatan serumen yang terdapat dibagian kartilago liang telinga luar dan epitel kulit yang terlepas dan pertikel debu, yang berguna untuk melicinkan dinding liang telinga dan mencegah masuknya serangga kecil kedalam liang telinga.
Obstruksi serumen ini tidak terjadi pada usia tertentu, dapat terjadi pada siapa saja dan usia berapapun. Faktor yang menyebabkan serumen terkumpul dan mengeras di liang telinga sehingga menyumbat, antara lain dermatitis kronik liang telinga luar, liang telinga sempit , produksi serumen banyak dan kental , adanya benda asing di liang telinga, adanya eksostosis liang telinga, serumen terdorong oleh jari tangan atau ujung handuk setelah mandi atau kebiasaan mengorek telinga. Paling banyak kasus terjadi adalah karena penumpukan serumen yang banyak dan akhirnya mengeras sehingga dapat mengakibatkan sumbatan.
Serumen juga berperan sebagai pelindung telinga mengikat kotoran yang masuk ketelinga. Seruman menghasilkan bau yang tidak enak sehingga serangga tidak masuk ke telinga. Oleh karena itu jagalah telinga anak-anak kita demi masa depanya. Bila kita menemui prestasi belajar menurun periksakan segera ke dokter ahli THT dan periksakan telinga secara rutin apabila terdapat keluhan kotoran telinga.
1.1.1 MANFAAT
Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan khususnya bagi pasien, dan keluarga pasien dan masyarakat secara umum dapat mengerti dan memahami tentang obstrusi serumen.
1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Setelah diberikan materi penyuluhan tentang obstruksi serumen, diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat memahami tentang obstruksi serumen dengan benar.
1.3.2 TUJUAN KHUSUS
Setelah mendapatkan meteri penyuluhan diharapakan keluarga pasien dapat:
a. Obstruksi serumen
1. Menjelaskan definisi obstruksi serumen
2. Menyebutkan penyebab obstruksi serumen
3. Menyebutkan tanda dan gejala obstruksi serumen
4. Menjelaskan bentuk bentuk serumen
5. Menjelaskan fungsi serumen
6. Menyebutkan yang tidak boleh dilakukan
7. Menyebutkan yang sebaiknya dilakukan.
8. Menyebutkan penatalaksanaan obstruksi serum
BAB II
PEMBAHASAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Obstruksi Serumen
Sub Pokok Bahasan : Obstruksi serumen
Sasaran : Keluarga pasien di Poli THT. RSSA Malang
Waktu : 30 menit
Hari/Tanggal : Jum’at, 16 Juli 2010
Jam : 07.00-selesai WIB
Penyuluh : Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Medikal
A. Materi Penyuluhan/Sub Pokok Bahasan
A. Menjelaskan definisi obstruksi serumen
B. Menyebutkan penyebab obstruksi serumen
C. Menyebutkan tanda dan gejala obstruksi serumen
D. Menjelaskan bentuk bentuk serumen
E. Menjelaskan fungsi serumen
F. Menyebutkan yang tidak boleh dilakukan
G. Menyebutkan yang sebaiknya dilakukan.
H. Menyebutkan penatalaksanaan obstruksi serum
B. Analisa Situasi
1. Peserta penyuluhan
Keluarga pasien di Poli THT RSU Dr. Saiful Anwar Malang
2. Penyuluh
Mahasiswa
Mampu mengkomunikasikan penyuluhan dengan metode yang sesuai
Mampu menguasai peserta penyuluhan untuk memusatkan perhatian
3. Tempat penyuluhan
Ruang poliklinik THT RSU Dr. Saiful Anwar Malang
I. Kegiatan Penyuluhan
No. Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode
Media Waktu
1. Pembukaan 1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan
4. Membuat kontrak waktu
5. Bina hubungan saling percaya 1. Menjawab salam
2. Mendengarkan Ceramah 5 menit
2. Pelaksanaan Obstruksi serumen
1. Menjelaskan pengertian obstruksi serumen
2. Menjelaskan penyebab obstrusi serumen
3. Menyebutkan tanda dan gejala obstruksi serumen
4. Menyebutkan faktor resiko
Menyebutkan cara menangani
5. penatalaksanaan obstruksi serumen
6. menjelaskan tentang apa yang boleh dilakukan dan tiidak boleh dilakukan 1. Mendengarkan
2. Menanyakan materi yang belum dimengerti Ceramah dan tanya jawab 15 menit
3. Penutup 1. Memberikan pertanyaan sesuai dengan materi yang telah diberikan
2. Menarik kesimpulan
3. Sambutan bimbingan CI
4. Menutup penyuluhan (salam) 1. Menjawab pertanyaan
2. Menjawab salam Tanya jawab 10 menit
Jumlah penyuluh : 5 orang (kelompok 2)
Jumlah peserta :
Feed back :
J. Media Penyuluhan
1. LCD
2. LAPTOP
K. Metode Penyuluhan
1. Diskusi
2. Tanya jawab
L. Pengorganisasian
1. Moderator : IKA RETNO UTAMI
2. Penyaji materi : DWI WAHYU INDAH PUTRI
3. Fasilitator : DIFKA BAGUS H
4. Observer : LAILATUL FITRI
5. Anggota : ADUNG DWI C
M. Materi (Terlampir)
N. Kriteria Evalusi
Kriteria hasilnya adalah keluarga pasien dapat:
1. Menjelaskan definisi obstruksi serumen
2. Menyebutkan penyebab obstruksi serumen
3. Menyebutkan tanda dan gejala obstruksi serumen
4. Menjelaskan bentuk bentuk serumen
5. Menjelaskan fungsi serumen
6. Menyebutkan yang tidak boleh dilakukan
7. Menyebutkan yang sebaiknya dilakukan.
8. Menyebutkan penatalaksanaan obstruksi serum
2.1 OBSTRUKSI SERUMEN
2.1.1 Definisi
Serumen adalah hasil dari produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa yang terdapat dibagian kartilago liang telinga luar dan epitel kulit yang terlepas dan pertikel debu, yang berguna untuk melicinkan dinding liang telinga dan mencegah masuknya serangga kecil kedalam liang telinga.
Obstruksi serumen adalah adanya sumbatan serumen yang terdapat dibagian kartilago liang telinga luar dan epitel kulit yang terlepas dan pertikel debu, yang berguna untuk melicinkan dinding liang telinga dan mencegah masuknya serangga kecil kedalam liang telinga.
Penyebab
Faktor yang menyebabkan serumen terkumpul dan mengeras di liang telinga sehingga menyumbat, antara lain: 1. Dermatitis kronik liang telinga luar 2. Liang telinga sempit 3. Produksi serumen banyak dan kental 4. Adanya benda asing di liang telinga 5. Adanya eksostosis liang telinga 6. Serumen terdorong oleh jari tangan atau ujung handuk setelah mandi atau kebiasaan mengorek telinga.
1.1.3 Tanda dan gejala
Gejala yang timbul akibat sumbatan serumen adalah pendengaran berkurang. Rasa nyeri timbul apabila serumen keras membatu dan menekan dinding liang telinga. Telinga berdengung (tinitus), pusing (vertigo) bila serumen telah menekan membrane timpani, kadang-kadang disertai batuk oleh karena rangsangan nervus vagus melalui cabang aurikuler.
1.1.4 Bentuk- bentuk serumen
1. Keras
2. Lunak
3. Basah
4. Kering
1.1.5 Peringatan
1. Apabila liang telinga dikorek korek, serumen dapat terdorong kedalam atau liang telinga mengalami infeksi karena keadaan yang kotor dan lembab.
2. Apabila telinga kita kemasukan air, serumen dapat mengembang sehingga menimbulkan rasa nyeri di telinga.
1.1.6 Akibat/ bahaya serumen
1. Tuli/ penurunan pendengaran
2. Nyeri telinga
3. Grebeg-grebeg
4. Rasa gatal pada telinga
5. Rasa berair pada telinga
1.1.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan disesuaikan dengan konsistensi serumen. Jika serumen lembek hanya dibersihkan dengan kapas yang dililitkan pada aplikator. Serumen yang sudah keras dikeluarkan dengan cara dikait dengan alat pengait. Serumen yang terlalu dalam (mendekati membrane timpani), dikeluarkan dengan cara mengirigasi liang telinga.1 Pada serumen yang keras membatu sebelum dikeluarkan harus dilembekkan terlebih dahulu dengan karbol gliserin 10% tiga kali tiga tetes sehari, selama tiga sampai lima hari, setelah itu dikait dengan alat pengait atau diirigasi jika serumen telah terdorong jauh kedalam liang telinga.
1.1.8 Yang tidak boleh dilakukan
1. Mengorek telinga dengan cutton bud, benda tajam dapat mendorong serumen semakin kedalam dapat terjadi luka pada liang telingan atau yang paling sering dijumpai cutton bud tertinggal didalam liang telinga.
2. Tidak boleh memasukan air ketelingabila pada liang telinga terdapat serumen maka serumen akan mengembang dan menimbulkan rasa nyeri ditelinga.
1.1.9 Yang sebaiknya dilakukan
1. Memeriksakan kepoli THT atau dokter ahli THT diperliukan alat dan keterampilan khusus untuk melihat dengan jelas bentuk,jenis dan posisi serumen serta membersihkan serumen
2. Membersihkan telinga dengan lap basah atau handuk hanya dibagian luar telinga saja.serumen dapat keluar sendiri secara alamiah karena posisi liang telinga kebawah, dengan gerakan mengunyah, serumen akan terbawa keluar telinga dan serumen dapat mengering karena udara.
1.1.10 Cara mengaluarkan serumen
1. Hanya boleh dilakukan dengan ah;linya dipoliklinik THT atau dokter ahli THT
2. Tergantung pada jenis, jumlah dan bentuknya
3. Dapat dikeluarkan dengan kain atau irigasi dan bila perlu dilunakan dengan obat sesuai petunjuk dokter ahli THT.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
Serumen merupakan kotoran telinga yang biasanya terjadi pada setiap orang tanpa mengenal umur. Serumen juga berperan sebagai pelindung telinga mengikat kotoran yang masuk ketelinga. Seruman menghasilkan bau yang tidak enak sehingga serangga tidak masuk ketelinga. Oleh karena itu jagalah telinga anak-anak kita demi masa depanya. Bila kita menemui prestasi belajar menurun periksakan segera ke dokter ahli THT.Dan periksakan telinga secara rutin apabila terdapat keluhan kotoran telinga
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERSONAL HIGIENE
I.
IDENTIFIKASI MASALAH
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan ,
sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta
tingkat perkembangan.
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini
terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele,
padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara
umum.
II. PENGANTAR
Bidang
studi : Hygiene
Topik
: Personal hygiene
Sub
Topik
: Personal hygiene bagi wanita
Sasaran
: Saudari laras
Hari/Tanggal
: Senin, 8 November 2008
Jam
: 09.00 WIB
Waktu
: 30 menit
Tempat
: Balai desa
III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Memberikan informasi dan edukasi
tentang personal hygiene seseorang, sehingga setelah mengikuti kegiatan
penyuluhan ini diharapkan bisa memelihara kebersihan diri dan memperbaiki
personal hygiene yang kurang.
IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan
penyuluhan dapat menjelaskan kembali tentang:
1. Pengertian
personal hygiene
2. Macam-macam
personal hygiene
3. Tujuan
perawatan personal hygiene
4. Faktor-faktor
yang mempengaruhi personal hygiene
V. MATERI
Terlampir
VI. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VII. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet
VIII.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
No
|
Waktu
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Kegiatan
Peserta
|
1.
|
2 menit
|
Pembukaan:
- Memberi salam
- Menjelaskan tujuan
pembelajaran
- Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan.
|
- Menjawab salam
- Mendengarkan dan
memperhatikan
|
2.
|
20 menit
|
Pelaksanaan:
- Menjelaskan materi
penyuluhan secara berurutan dan teratur.
Materi:
1. Pengertian personal hygiene
2. Macam-macam personal hygiene
3. Tujuan perawatan personal
hygiene
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi
personal hygiene
|
- Menyimak dan
memperhatikan
|
3.
|
6 menit
|
Evaluasi :
- Meminta ibu
menjelaskan atau menyebutkan kembali:
1. Pengertian personal hygiene
2. Macam-macam personal hygiene
3. Tujuan perawatan personal
hygiene
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi
personal hygiene
- Memberikan pujian atas keberhasilan ibu memnjelaskan pertanyaan dan
memperbaiki kesalahan, serta menyimpulkan
|
- Bertanya, dan
menjawab pertanyaan
|
4.
|
2 menit
|
Penutup:
- Mengakhiri pertemuan dengan
mengucapkan terimakasih dan mengucapkan salam
|
Menjawab salam
|
IX. PENGESAHAN
Sasaran
|
Yogyakarta,
November 2008
|
Saudari
|
Pemberi Penyuluhan
Eko
Nurhadi
|
Mengetahui
Pembimbing PKL
X. EVALUASI
Tanya jawab
XI. LAMPIRAN MATERI
XII. DAFTAR
PUSTAKA
v LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian
Personal Hygiene
Personal
hygiene berasal dari baha Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan
hygiene berarti sehat. Personal hygiene (kebersihan perorangan) adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan
untuk kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan. Seperti pada orang sehat
mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan
fisik memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin.
2. Macam-Macam
Personal Hygiene
a. Perawatan Kulit
Kepala dan Rambut
Penampilan dan
kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan
mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah klien untuk
memelihara perawatan rambut sehari-hari. Rambut klien imobilisasi akan terlihat
menjadi kusut. Balutan bisa meninggalkan darah yang lengket atau larutan
antiseptik pada rambut. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar
higienis untuk semua klien. Klien juga harus diizinkan bercukur bila kondisi
mengizinkan.
Pertumbuhan,
distribusi dan pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum.
Perubahan hormonal, stres emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit
tertentu atau obat-obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Helai rambut
adalah struktur yang tidak berdaya. Perubahan warna atau kondisi terjadi akibat
aktivitas hormonal dan peredarah nutrisi ke folikel.
Praktik
perawatan rambut yang baik harus dilakukan rutin untuk memenuhi kebutuhan
hygiene klien. Perawat harus ingat bahwa klien tetap sadar akan penampilan
mereka setiap saat. Dengan demikian rencana yang efektif memperbolehkan klien
untuk memulai dan berpartisipasi dalam tindakan hygienis apabila memungkinkan.
Tujuan bagi
klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala meliputi sebagai
berikut:
1. Pola kebersihan
diri klien normal
2. Klien akan
memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat
3. Klien akan
mencapai rasa nyaman dan harga diri
4. Klien dapat
mandiri dalam kebersihan diri sendiri
5. Klien akan
berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.
b. Perawatan Mata
Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan pembersihan
dengan washlap bersih yang dilembabkan kedalam air. Sabun yang menyebabkan
panas dan iritasi biasanya dihindari. Perawat menyeka dari dalam ke luar kantus
mata untuk mencegah sekresi dari pengeluaran ke dalam kantong lakrimal. Bagian
yang terpisah dari washlap digunakan sekali waktu untuk mencegah penyebaran
infeksi. Jika klien memiliki sekresi kering yang tidak dapat diangkat dengan
mudah dengan menyeka, maka perawat dapat meletakkan kain yang lembab atau kapas
pada margin kelopak mata pertama kali untuk melunakkan sekresi. Tekanan
langsung jangan digunakan diatas bola mata karena dapat meyebabkan cedera
serius.
Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering. Sekresi
bisa berkumpul sepanjang margin kelopak mata dan kantus sebelah dalam bila
refleks berkedip tidak ada atau ketika mata tidak dapat menutup total.
Mata dapat dibersihkan dengan kapas steril yang diberi pelembab normal salin
steril. Air mata buatan bisa diperlukan, dan pesanan untuk itu harus diperoleh
dai dokter. Tindakan pencegahan harus digunakan jika potongan kecil
digunakan pada mata karena dapat meyebabkan cedera kornea.
Membersihan Kacamata. Kacamata terbuat kaca yang diperkeras atau plastik yang
tahan akan pengaruh untuk mencegah pecah. Namun, karena biaya , perawat harus
hati-hati bila membersihkan kacamata dan harus melindungi dari kerusakan atau
kehancuran lain ketika tidak digunakan. Kacamata harus diletakkan pada
tempatnya dan di laci meja sebelah tempat tidur ketika tidak digunakan. Air
hangat adalah cukup untuk membersihakn lensa kacamat. Kain yang lembut paling
baik untuk mengeringkan sehingga mencegah goresan. Lensa plastik dapat tergores
dengan mudah dan memerlukan larutan pembersih khusus dan tissue kering.
Perawatan Lensa Kontak. Lensa kontak adalah kecil, bulat, transparan dan
kadang-kadang berbentuk cakram berwarna yang pas diletakkan di atas kornea
mata. Lensa mengambang pada lapisan air mata yang meminyaki mata. Lensa kontak
dibentuk khusus untuk mengoreksi kesalahan rekraktif mata atau ketidaknormalan
bentuk kornea. Lensa kontak relatif mudah digunakan dan dilepaskan. Ada tiga
tipe lensa kontak: keras, lembut dan dapat ditembus gas yang kaku (RGP), juga
dikenal sebagai lensa yang dapat ditembus oksigen.
Bila lensa kontak dipakai klien, lensa mengakumulasi sekresi dan benda asing.
Material ini memburuk dan kemudian mengiritasi mata, yang menyebabkan gangguan
penglihatan dan risiko infeksi. Setelah dilepas, lensa kontak harus dibersihkan
dan didesinfeksi dengan teliti. Lensa kontak memberikan beberapa keuntungan
dibandingkan kacamata.
1. Meningkatkan
kejelasan penglihatan
2. Lebih aman dari
kacamata selama aktivitas tertentu
3. Memperhalus
secara optik permukaan yang tidak rata dari mata
4. Memberikan
penampilan yang lebih atraktif untuk pemakai.
c. Perawatan
Hidung
Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan ke
dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan.
Perawat mencegah klien jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar karena
mengakibatkan tekanan yang dapat mencenderai gendang telinga, mukosa hidung,
dan bahkan struktur mata yang sensitif. Perdarahan hidung adalah tanda kunci
dari pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau kekeringan.
Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan
menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan
dalam air atau salin. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang
ujung kapas. Sekresi nasal yang berlebihan dapat juga dibuang dengan pengisap.
Pengisap nasal merupakan kontraindikasi dalam pembedahan nasal atau otak.
d. Perawatan
Telinga
Perawat membersihkan telinga klien merupakan bagian rutin dalam kegiatan mandi
di tempat tidur. Pembersihan berakhir dengan washlap yang dilembabkan,
dirotasikan ke kanal telinga dengan lembut, kerja terbaik untuk pembersihan.
Ketika serumen tampak, penarikan kembali ke bawah secara lembutpada jalan masuk
kanal telinga dapat menyebabkan lilin melonggar dan keluar. Perawat
menginstruksi klien untuk tidak pernah menggunakan benda tajam seperti peniti
dan tusuk gigi untuk mengeluarkan lilin telinga. Penggunaan benda itu dapat
menyebabkan trauma pada kanal telinga dan ruptur membran timpani. Penggunaan
aplikator kapas bertangkai juga harus dihindari karena akan menyebabkan lilin
terjepit dalam kanal.
Anak-anak dan lasia umumnya mempunyai serumen yang keras. Serumen yang
berlebihan atau terjepit biasanya dapat dipindahkan hanya dengan irigasi.
Prosedur pertama yaitu pemasukan tiga tetes gliserin pada waktu tidur untuk
melembutkan lilin, dan tiga tetes hidrogen peroksida dua kali sehari untuk
melunakkan lilin (Phipps, dkk, 1995). Kemdian pemasukan kira-kira 250 ml air
hangat (37o C) ke kanal telinga luar yang akan membersihkan lilin
yang telah lunak secara mekanis. Air dingin atau panas dapat menyebabkan normal
atau muntah.
Klien dapat duduk atau berbaring di samping telinga yang terkena menghadap ke
sebelah atas. Perawat meletakkan mangkok piala ginjal di bawah telinga yang
terkena untuk menangkap larutan irigasi. Water Pik atau pentolan spuit
irigasi dapat digunakan mengirigasi ke dalam kanal telinga. Ujung spuit atau Water
Pik seharusnya tidak mengoklusi kanal telinga untuk menghindari penggunaan
tekanan terhadap membran timpani. Irigasi ringan diarahkan pada atas kanal yang
melunakkan serumen dari samping kanal telinga. Setelah kanal bersih, perawat
menyeka setiap pelembab dari telinga klien dan memeriksa kanal dari serumen
yang masih tertinggal.
Langganan:
Postingan (Atom)