Kamis, 31 Mei 2012





Show/Hide Blogger NavBar

Senin, 28 Mei 2012

SAP SERUMEN


Posted by kodok blog at Sabtu, Januari 01, 2011 | Sabtu, 01 Januari 2011 | 0 comments
Labels: SAP
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Serumen adalah hasil dari produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa yang terdapat dibagian kartilago liang telinga luar dan epitel kulit yang terlepas dan pertikel debu, yang berguna untuk melicinkan dinding liang telinga dan mencegah masuknya serangga kecil kedalam liang telinga.
Obstruksi serumen adalah adanya sumbatan serumen yang terdapat dibagian kartilago liang telinga luar dan epitel kulit yang terlepas dan pertikel debu, yang berguna untuk melicinkan dinding liang telinga dan mencegah masuknya serangga kecil kedalam liang telinga.
Obstruksi serumen ini tidak terjadi pada usia tertentu, dapat terjadi pada siapa saja dan usia berapapun. Faktor yang menyebabkan serumen terkumpul dan mengeras di liang telinga sehingga menyumbat, antara lain dermatitis kronik liang telinga luar, liang telinga sempit , produksi serumen banyak dan kental , adanya benda asing di liang telinga, adanya eksostosis liang telinga, serumen terdorong oleh jari tangan atau ujung handuk setelah mandi atau kebiasaan mengorek telinga. Paling banyak kasus terjadi adalah karena penumpukan serumen yang banyak dan akhirnya mengeras sehingga dapat mengakibatkan sumbatan.
Serumen juga berperan sebagai pelindung telinga mengikat kotoran yang masuk ketelinga. Seruman menghasilkan bau yang tidak enak sehingga serangga tidak masuk ke telinga. Oleh karena itu jagalah telinga anak-anak kita demi masa depanya. Bila kita menemui prestasi belajar menurun periksakan segera ke dokter ahli THT dan periksakan telinga secara rutin apabila terdapat keluhan kotoran telinga.
1.1.1 MANFAAT
Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan khususnya bagi pasien, dan keluarga pasien dan masyarakat secara umum dapat mengerti dan memahami tentang obstrusi serumen.
1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Setelah diberikan materi penyuluhan tentang obstruksi serumen, diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat memahami tentang obstruksi serumen dengan benar.
1.3.2 TUJUAN KHUSUS
Setelah mendapatkan meteri penyuluhan diharapakan keluarga pasien dapat:
a. Obstruksi serumen
1. Menjelaskan definisi obstruksi serumen
2. Menyebutkan penyebab obstruksi serumen
3. Menyebutkan tanda dan gejala obstruksi serumen
4. Menjelaskan bentuk bentuk serumen
5. Menjelaskan fungsi serumen
6. Menyebutkan yang tidak boleh dilakukan
7. Menyebutkan yang sebaiknya dilakukan.
8. Menyebutkan penatalaksanaan obstruksi serum
BAB II
PEMBAHASAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Obstruksi Serumen
Sub Pokok Bahasan : Obstruksi serumen
Sasaran : Keluarga pasien di Poli THT. RSSA Malang
Waktu : 30 menit
Hari/Tanggal : Jum’at, 16 Juli 2010
Jam : 07.00-selesai WIB
Penyuluh : Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Medikal

A. Materi Penyuluhan/Sub Pokok Bahasan
A. Menjelaskan definisi obstruksi serumen
B. Menyebutkan penyebab obstruksi serumen
C. Menyebutkan tanda dan gejala obstruksi serumen
D. Menjelaskan bentuk bentuk serumen
E. Menjelaskan fungsi serumen
F. Menyebutkan yang tidak boleh dilakukan
G. Menyebutkan yang sebaiknya dilakukan.
H. Menyebutkan penatalaksanaan obstruksi serum


B. Analisa Situasi
1. Peserta penyuluhan
Keluarga pasien di Poli THT RSU Dr. Saiful Anwar Malang
2. Penyuluh
Mahasiswa
Mampu mengkomunikasikan penyuluhan dengan metode yang sesuai
Mampu menguasai peserta penyuluhan untuk memusatkan perhatian
3. Tempat penyuluhan
Ruang poliklinik THT RSU Dr. Saiful Anwar Malang

I. Kegiatan Penyuluhan
No. Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode
Media Waktu
1. Pembukaan 1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan
4. Membuat kontrak waktu
5. Bina hubungan saling percaya 1. Menjawab salam
2. Mendengarkan Ceramah 5 menit
2. Pelaksanaan Obstruksi serumen
1. Menjelaskan pengertian obstruksi serumen
2. Menjelaskan penyebab obstrusi serumen
3. Menyebutkan tanda dan gejala obstruksi serumen
4. Menyebutkan faktor resiko
Menyebutkan cara menangani
5. penatalaksanaan obstruksi serumen
6. menjelaskan tentang apa yang boleh dilakukan dan tiidak boleh dilakukan 1. Mendengarkan
2. Menanyakan materi yang belum dimengerti Ceramah dan tanya jawab 15 menit
3. Penutup 1. Memberikan pertanyaan sesuai dengan materi yang telah diberikan
2. Menarik kesimpulan
3. Sambutan bimbingan CI
4. Menutup penyuluhan (salam) 1. Menjawab pertanyaan
2. Menjawab salam Tanya jawab 10 menit

Jumlah penyuluh : 5 orang (kelompok 2)
Jumlah peserta :
Feed back :
J. Media Penyuluhan
1. LCD
2. LAPTOP

K. Metode Penyuluhan
1. Diskusi
2. Tanya jawab

L. Pengorganisasian
1. Moderator : IKA RETNO UTAMI
2. Penyaji materi : DWI WAHYU INDAH PUTRI
3. Fasilitator : DIFKA BAGUS H
4. Observer : LAILATUL FITRI
5. Anggota : ADUNG DWI C

M. Materi (Terlampir)
N. Kriteria Evalusi
Kriteria hasilnya adalah keluarga pasien dapat:
1. Menjelaskan definisi obstruksi serumen
2. Menyebutkan penyebab obstruksi serumen
3. Menyebutkan tanda dan gejala obstruksi serumen
4. Menjelaskan bentuk bentuk serumen
5. Menjelaskan fungsi serumen
6. Menyebutkan yang tidak boleh dilakukan
7. Menyebutkan yang sebaiknya dilakukan.
8. Menyebutkan penatalaksanaan obstruksi serum


2.1 OBSTRUKSI SERUMEN
2.1.1 Definisi
Serumen adalah hasil dari produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa yang terdapat dibagian kartilago liang telinga luar dan epitel kulit yang terlepas dan pertikel debu, yang berguna untuk melicinkan dinding liang telinga dan mencegah masuknya serangga kecil kedalam liang telinga.
Obstruksi serumen adalah adanya sumbatan serumen yang terdapat dibagian kartilago liang telinga luar dan epitel kulit yang terlepas dan pertikel debu, yang berguna untuk melicinkan dinding liang telinga dan mencegah masuknya serangga kecil kedalam liang telinga.
Penyebab
Faktor yang menyebabkan serumen terkumpul dan mengeras di liang telinga sehingga menyumbat, antara lain: 1. Dermatitis kronik liang telinga luar 2. Liang telinga sempit 3. Produksi serumen banyak dan kental 4. Adanya benda asing di liang telinga 5. Adanya eksostosis liang telinga 6. Serumen terdorong oleh jari tangan atau ujung handuk setelah mandi atau kebiasaan mengorek telinga.


1.1.3 Tanda dan gejala
Gejala yang timbul akibat sumbatan serumen adalah pendengaran berkurang. Rasa nyeri timbul apabila serumen keras membatu dan menekan dinding liang telinga. Telinga berdengung (tinitus), pusing (vertigo) bila serumen telah menekan membrane timpani, kadang-kadang disertai batuk oleh karena rangsangan nervus vagus melalui cabang aurikuler.
1.1.4 Bentuk- bentuk serumen
1. Keras
2. Lunak
3. Basah
4. Kering
1.1.5 Peringatan
1. Apabila liang telinga dikorek korek, serumen dapat terdorong kedalam atau liang telinga mengalami infeksi karena keadaan yang kotor dan lembab.
2. Apabila telinga kita kemasukan air, serumen dapat mengembang sehingga menimbulkan rasa nyeri di telinga.
1.1.6 Akibat/ bahaya serumen
1. Tuli/ penurunan pendengaran
2. Nyeri telinga
3. Grebeg-grebeg
4. Rasa gatal pada telinga
5. Rasa berair pada telinga
1.1.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan disesuaikan dengan konsistensi serumen. Jika serumen lembek hanya dibersihkan dengan kapas yang dililitkan pada aplikator. Serumen yang sudah keras dikeluarkan dengan cara dikait dengan alat pengait. Serumen yang terlalu dalam (mendekati membrane timpani), dikeluarkan dengan cara mengirigasi liang telinga.1 Pada serumen yang keras membatu sebelum dikeluarkan harus dilembekkan terlebih dahulu dengan karbol gliserin 10% tiga kali tiga tetes sehari, selama tiga sampai lima hari, setelah itu dikait dengan alat pengait atau diirigasi jika serumen telah terdorong jauh kedalam liang telinga.
1.1.8 Yang tidak boleh dilakukan
1. Mengorek telinga dengan cutton bud, benda tajam dapat mendorong serumen semakin kedalam dapat terjadi luka pada liang telingan atau yang paling sering dijumpai cutton bud tertinggal didalam liang telinga.
2. Tidak boleh memasukan air ketelingabila pada liang telinga terdapat serumen maka serumen akan mengembang dan menimbulkan rasa nyeri ditelinga.

1.1.9 Yang sebaiknya dilakukan
1. Memeriksakan kepoli THT atau dokter ahli THT diperliukan alat dan keterampilan khusus untuk melihat dengan jelas bentuk,jenis dan posisi serumen serta membersihkan serumen
2. Membersihkan telinga dengan lap basah atau handuk hanya dibagian luar telinga saja.serumen dapat keluar sendiri secara alamiah karena posisi liang telinga kebawah, dengan gerakan mengunyah, serumen akan terbawa keluar telinga dan serumen dapat mengering karena udara.
1.1.10 Cara mengaluarkan serumen
1. Hanya boleh dilakukan dengan ah;linya dipoliklinik THT atau dokter ahli THT
2. Tergantung pada jenis, jumlah dan bentuknya
3. Dapat dikeluarkan dengan kain atau irigasi dan bila perlu dilunakan dengan obat sesuai petunjuk dokter ahli THT.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
Serumen merupakan kotoran telinga yang biasanya terjadi pada setiap orang tanpa mengenal umur. Serumen juga berperan sebagai pelindung telinga mengikat kotoran yang masuk ketelinga. Seruman menghasilkan bau yang tidak enak sehingga serangga tidak masuk ketelinga. Oleh karena itu jagalah telinga anak-anak kita demi masa depanya. Bila kita menemui prestasi belajar menurun periksakan segera ke dokter ahli THT.Dan periksakan telinga secara rutin apabila terdapat keluhan kotoran telinga

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERSONAL HIGIENE



 
I.       IDENTIFIKASI MASALAH
            Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan , sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
            Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.

II.    PENGANTAR
Bidang studi         : Hygiene
Topik                     : Personal hygiene
Sub Topik              : Personal hygiene bagi wanita
Sasaran                  : Saudari laras
Hari/Tanggal         : Senin, 8 November 2008
Jam                        : 09.00 WIB
Waktu                   : 30 menit
Tempat                  : Balai desa

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Memberikan informasi dan edukasi tentang personal hygiene seseorang, sehingga setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini diharapkan bisa memelihara kebersihan diri dan memperbaiki personal hygiene yang kurang.

IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan dapat menjelaskan kembali tentang:
1.      Pengertian personal hygiene
2.      Macam-macam personal hygiene
3.      Tujuan perawatan personal hygiene
4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene

V.    MATERI
Terlampir

VI.  METODE
1.      Ceramah
2.      Tanya jawab

VII.  MEDIA
1.      Materi SAP
2.      Leaflet




VIII.       KEGIATAN PEMBELAJARAN
No
Waktu
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Peserta
1.
2 menit
Pembukaan:
- Memberi salam
- Menjelaskan tujuan pembelajaran
- Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan disampaikan.

- Menjawab salam
- Mendengarkan dan memperhatikan
2.
20 menit
Pelaksanaan:
-    Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan dan teratur.
  Materi:
1.   Pengertian personal hygiene
2.   Macam-macam personal hygiene
3.   Tujuan perawatan personal hygiene
4.   Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene

-     Menyimak dan memperhatikan
3.
6 menit
Evaluasi :
-      Meminta ibu menjelaskan atau menyebutkan kembali:
1.   Pengertian personal hygiene
2.   Macam-macam personal hygiene
3.   Tujuan perawatan personal hygiene
4.   Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
- Memberikan pujian atas keberhasilan ibu memnjelaskan pertanyaan dan memperbaiki kesalahan, serta menyimpulkan

-     Bertanya, dan menjawab  pertanyaan
4.
2 menit
Penutup:
-   Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan terimakasih dan mengucapkan salam

Menjawab salam


IX.  PENGESAHAN
Sasaran
Yogyakarta,    November 2008





Saudari

Pemberi Penyuluhan


Eko Nurhadi



        

                                                Mengetahui

                                             Pembimbing PKL

X.    EVALUASI
        Tanya jawab
XI.   LAMPIRAN MATERI

XII. DAFTAR PUSTAKA                                        





v  LAMPIRAN MATERI
1.      Pengertian Personal Hygiene
Personal hygiene berasal dari baha Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Personal hygiene (kebersihan perorangan) adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan. Seperti pada orang sehat mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin.
2.       Macam-Macam Personal Hygiene
a.       Perawatan Kulit Kepala dan Rambut
Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah klien untuk memelihara perawatan rambut sehari-hari. Rambut klien imobilisasi akan terlihat menjadi kusut. Balutan bisa meninggalkan darah yang lengket atau larutan antiseptik pada rambut. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar higienis untuk semua klien. Klien juga harus diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan.
Pertumbuhan, distribusi dan pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum. Perubahan hormonal, stres emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat-obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Helai rambut adalah struktur yang tidak berdaya. Perubahan warna atau kondisi terjadi akibat aktivitas hormonal dan peredarah nutrisi ke folikel.
Praktik perawatan rambut yang baik harus dilakukan rutin untuk memenuhi kebutuhan hygiene klien. Perawat harus ingat bahwa klien tetap sadar akan penampilan mereka setiap saat. Dengan demikian rencana yang efektif memperbolehkan klien untuk memulai dan berpartisipasi dalam tindakan hygienis apabila memungkinkan.

Tujuan bagi klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala meliputi sebagai berikut:
1.      Pola kebersihan diri klien normal
2.      Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat
3.      Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
4.      Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
5.      Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.
b.      Perawatan Mata
           Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan pembersihan dengan washlap bersih yang dilembabkan kedalam air. Sabun yang menyebabkan panas dan iritasi biasanya dihindari. Perawat menyeka dari dalam ke luar kantus mata untuk mencegah sekresi dari pengeluaran ke dalam kantong lakrimal. Bagian yang terpisah dari washlap digunakan sekali waktu untuk mencegah penyebaran infeksi. Jika klien memiliki sekresi kering yang tidak dapat diangkat dengan mudah dengan menyeka, maka perawat dapat meletakkan kain yang lembab atau kapas pada margin kelopak mata pertama kali untuk melunakkan sekresi. Tekanan langsung jangan digunakan diatas bola mata karena dapat meyebabkan cedera serius.
           Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering. Sekresi bisa berkumpul sepanjang margin kelopak mata dan kantus sebelah dalam bila refleks berkedip tidak ada atau ketika mata  tidak dapat menutup total. Mata dapat dibersihkan dengan kapas steril yang diberi pelembab normal salin steril. Air mata buatan bisa diperlukan, dan pesanan untuk itu harus diperoleh dai dokter.  Tindakan pencegahan harus digunakan jika potongan kecil digunakan pada mata karena dapat meyebabkan cedera kornea.
           Membersihan Kacamata. Kacamata terbuat kaca yang diperkeras atau plastik yang tahan akan pengaruh untuk mencegah pecah. Namun, karena biaya , perawat harus hati-hati bila membersihkan kacamata dan harus melindungi dari kerusakan atau kehancuran lain ketika tidak digunakan. Kacamata harus diletakkan pada tempatnya dan di laci meja sebelah tempat tidur ketika tidak digunakan. Air hangat adalah cukup untuk membersihakn lensa kacamat. Kain yang lembut paling baik untuk mengeringkan sehingga mencegah goresan. Lensa plastik dapat tergores dengan mudah dan memerlukan larutan pembersih khusus dan tissue kering.
           Perawatan Lensa Kontak. Lensa kontak adalah kecil, bulat, transparan dan kadang-kadang berbentuk cakram berwarna yang pas diletakkan di atas kornea mata. Lensa mengambang pada lapisan air mata yang meminyaki mata. Lensa kontak dibentuk khusus untuk mengoreksi kesalahan rekraktif mata atau ketidaknormalan bentuk kornea. Lensa kontak relatif mudah digunakan dan dilepaskan. Ada tiga tipe lensa kontak: keras, lembut dan dapat ditembus gas yang kaku (RGP), juga dikenal sebagai lensa yang dapat ditembus oksigen.
           Bila lensa kontak dipakai klien, lensa mengakumulasi sekresi dan benda asing. Material ini memburuk dan kemudian mengiritasi mata, yang menyebabkan gangguan penglihatan dan risiko infeksi. Setelah dilepas, lensa kontak harus dibersihkan dan didesinfeksi dengan teliti. Lensa kontak memberikan beberapa keuntungan dibandingkan kacamata.
1.      Meningkatkan kejelasan penglihatan
2.      Lebih aman dari kacamata selama aktivitas tertentu
3.      Memperhalus secara optik permukaan yang tidak rata dari mata
4.      Memberikan penampilan yang lebih atraktif untuk pemakai.
c.       Perawatan Hidung
           Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan. Perawat mencegah klien jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat mencenderai gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur mata yang sensitif. Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau kekeringan.
           Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan dalam air atau salin. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang ujung kapas. Sekresi nasal yang berlebihan dapat juga dibuang dengan pengisap. Pengisap nasal merupakan kontraindikasi dalam pembedahan nasal atau otak.

d.      Perawatan Telinga
           Perawat membersihkan telinga klien merupakan bagian rutin dalam kegiatan mandi di tempat tidur. Pembersihan berakhir dengan washlap yang dilembabkan, dirotasikan ke kanal telinga dengan lembut, kerja terbaik untuk pembersihan. Ketika serumen tampak, penarikan kembali ke bawah secara lembutpada jalan masuk kanal telinga dapat menyebabkan lilin melonggar dan keluar. Perawat menginstruksi klien untuk tidak pernah menggunakan benda tajam seperti peniti dan tusuk gigi untuk mengeluarkan lilin telinga. Penggunaan benda itu dapat menyebabkan trauma pada kanal telinga dan ruptur membran timpani. Penggunaan aplikator kapas bertangkai juga harus dihindari karena akan menyebabkan lilin terjepit dalam kanal.
           Anak-anak dan lasia umumnya mempunyai serumen yang keras. Serumen yang berlebihan atau terjepit biasanya dapat dipindahkan hanya dengan irigasi. Prosedur pertama yaitu pemasukan tiga tetes gliserin pada waktu tidur untuk melembutkan lilin, dan tiga tetes hidrogen peroksida dua kali sehari untuk melunakkan lilin (Phipps, dkk, 1995). Kemdian pemasukan kira-kira 250 ml air hangat (37o C) ke kanal telinga luar yang akan membersihkan lilin yang telah lunak secara mekanis. Air dingin atau panas dapat menyebabkan normal atau muntah.
           Klien dapat duduk atau berbaring di samping telinga yang terkena menghadap ke sebelah atas. Perawat meletakkan mangkok piala ginjal di bawah telinga yang terkena untuk menangkap larutan irigasi. Water Pik atau pentolan spuit irigasi dapat digunakan mengirigasi ke dalam kanal telinga. Ujung spuit atau Water Pik seharusnya tidak mengoklusi kanal telinga untuk menghindari penggunaan tekanan terhadap membran timpani. Irigasi ringan diarahkan pada atas kanal yang melunakkan serumen dari samping kanal telinga. Setelah kanal bersih, perawat menyeka setiap pelembab dari telinga klien dan memeriksa kanal dari serumen yang masih tertinggal.