PROMOSI KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG 2012
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PATAH TULANG TERBUKA
OLEH:
EKO NURHADI
PRODI D III
KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2012
LEMBAR PENGESAHAN
SAP PATAH TULANG TERBUKA ini,
Telah disetujui dan disahkan oleh;
Kepala Instalasi
Rawat Jalan Kepala, SMF POLI BEDAH
Dr. M. Bachtiar
B, Sp.B (K) Onk
LEMBAR PENGESAHAN
SAP PATAH TULANG
TERBUKA ini,
Telah Disetujui dan
Disahkan Oleh:
Pembimbing
Akademis, Pembimbing
Klinik,
Mengetahui,
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1.
TOPIK : PATAH TULANG TERBUKA
2.
PERMASALAHAN :
PATAH TULANG TERBUKA
3.
TUJUAN
a.
Tujuan Umum :
Pada
akhir proses penyuluhan, diharapkan semua peserta penyuluhan mengerti dan
memahami tentang PATAH TULANG TERBUKA
dan cara mengatasi, mendeteksi, mencegah, dan cara mengobatinya.
b.
Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti
penyuluhan peserta mampu;
Ø Memahami tentang pengertian patah tulang terbuka
Ø Mengenal tentang penyebab patah tulang tebuka
Ø Mengerti tentang tanda dan gejalanya
Ø Mengenal macam-[macam patah tulang
Ø Mengetahui tentang cara penatalaksanaanya
4.
SASARAN
a.
Langsung : Keluarga dan Pasien Poli Bedah RSSA Malang
b.
Tidak langsung : Keluarga dan Pasien Poli Bedah RSSA Malang
5.
MATERI
a.
Pengertian patah tulang terbuka
b.
Penyebab patah tulang terbuka
c.
Tanda dan gejala patah tulang
terbuka
d.
Macam-macam patah tulang
e.
Penatalaksanaan patah tulang terbuka
f.
Pencegahan infeksi pada patah tulang
terbuka
6.
METODE
a.
Ceramah
b.
Tanya jawab
7.
MEDIA
a. LCD
b. Leaflet
8.
EVALUASI
a.
Evaluasi Struktur
Ø Peserta hadir di tempat penyuluhan
Ø Penyelenggaraan penyuluhan di lakksanakan di Poli Bedah RSU Dr.
SAIFUL ANWAR MALANG
Ø Pengorganisasian penyuluhan dilakukan sebelumnya
b.
Evaluasi Proses
Ø Peserta antusias dengan materi penyuluhan
Ø Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan tanpa alas an
penting
Ø Peserta mengajukan pertanyaan dan memahami pertanyaan dengan baik.
c.
Evaluasi Hasil
Ø Peserta penyuluhan dapat mengerti dan memahami tentang PATAH TULANG
TERBUKA meliputi:
a.
Pengertian patah tulang terbuka
b.
Macam-macam patah tulang
c.
Penyebab patah tulang terbuka
d.
Tanda dan gejala patah tulang
terbuka
e.
Penatalaksanaan patah tulang
terbuka
Ø Peserta penyuluhan memberikan pertanyaan tentang PATAH TULANG
TERBUKA permasalahan yang dialami serta cara mengatasi.
MATERI PENYULUHAN
A.
Pengertian Patah Tulang Tebuka
Patah tulang adalah putusnya hubungan
normal suatu tulang atau tulang rawan yang disebabkan oleh kekerasaan (E.
Oerswari, 1989).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
atau tulang rawan yang
umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2000).
Fraktur terbuka adalah patah tulang
dimana fragmen tulang yang bersangkutan sedang atau pernah berhubungan dengan
dunia luar.
B.
Penyebab Patah Tulang Terbuka
a.
Trauma:
Di dalam : penyebab ruda paksa merusak kulit, jaringan lunak dan tulang.
Di luar : fragmen tulang merusak jaringan lunak dan menembus kulit.
Di dalam : penyebab ruda paksa merusak kulit, jaringan lunak dan tulang.
Di luar : fragmen tulang merusak jaringan lunak dan menembus kulit.
b.
Patologis ( penyakit pada
tulang )
c.
Degenerasi spontan.
C.
Macam- Macam Patah Tulang Terbuka
Patah Tulang Terbuka , bila terdapat hubungan antara
fragemen tulang dengan dunia luar karena adanya
perlukan di kulit, fraktur terbuka dibagi menjadi tiga derajat, yaitu :
1) Derajat I- luka kurang dari 1 cm- kerusakan jaringan lunak
sedikit tidak ada tanda luka remuk.- fraktur sederhana, tranversal, obliq atau
kumulatif ringan.- Kontaminasi ringan.
2) Derajat II- Laserasi lebih dari 1 cm- Kerusakan jaringan lunak,
tidak luas, avulse- Fraktur komuniti sedang.
3) Derajat III Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas meliputi
struktur kulit, otot dan
neurovaskuler sertakontaminasi
derajat tinggi.
D. Tanda Dan
Gejala
1.Deformitas daya terik kekuatan otot menyebabkan fragmen
tulang berpindah dari tempatnya perubahan keseimbangan dan contur
terjadi seperti :
a. Rotasi pemendekan tulang
b. Penekanan tulang
2. Bengkak : edema muncul
secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah dalam jaringan yang berdekatan dengan
fraktur
3. Echumosis dari Perdarahan Subculaneous
4. Spasme otot spasme involunters dekat fraktur
5. Tenderness/keempukan
6. Nyeri mungkin
disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang dari tempatnya dan kerusakan struktur
di daerah yang berdekatan.
7. Kehilangan sensasi (mati rasa, mungkin
terjadi dari rusaknya saraf/perdarahan)
8. Pergerakan abnormal
9. Shock hipovolemik hasil dari hilangnya
darah
10. Krepitasi
E. Penatalaksaan Fraktur
1. Penatalaksanaan secara Umum
Fraktur biasanya menyertai trauma. Untuk itu sangat penting
untuk melakukan pemeriksaan terhadap jalan napas (airway), proses pernafasan
(breathing) dan sirkulasi (circulation), apakah terjadi syok atau tidak. Bila
sudah dinyatakan tidak ada masalah lagi, baru lakukan anamnesis dan pemeriksaan
fisik secara terperinci. Waktu tejadinya kecelakaan penting ditanyakan untuk
mengetahui berapa lama sampai di RS, mengingat golden period 1-6 jam. Bila
lebih dari 6 jam, komplikasi infeksi semakin besar. Lakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisis secara cepat, singkat dan lengkap. Kemudian lakukan foto
radiologis. Pemasangan bidai dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah
terjadinya kerusakan yang lebih berat pada jaringan lunak selain memudahkan
proses pembuatan foto.
2. Penatalaksanaan
Kedaruratan
Segera setelah
cedera, pasien berada dalam keadaan bingung, tidak menyadari adanya fraktur dan
berusaha berjalan dengan tungkai yang patah, maka bila dicurigai adanya
fraktur, penting untuk meng-imobilisasi bagian tubuh segara sebelum pasien
dipindahkan.
Bila
pasien yang mengalami cedera harus dipindahkan dari kendaraan sebelum dapat
dilakukan pembidaian, ekstremitas harus disangga diatas dan dibawah tempat
patah untuk mencegah gerakan rotasi maupun angulasi. Gerakan fragmen patahan
tulang dapat menyebabkan nyeri, kerusakan jaringan lunak dan perdarahan lebih
lanjut.
Nyeri
sehubungan dengan fraktur sangat berat dan dapat dikurangi dengan menghindari
gerakan fragmen tulang dan sendi sekitar fraktur. Pembidaian yang memadai
sangat penting untuk mencegah kerusakan jaringan lunak oleh fragmen tulang.
Daerah yang cedera diimobilisasi dengan memasang bidai sementara dengan
bantalan yang memadai, yang kemudian dibebat dengan kencang. Imobilisasi tulang
panjang ekstremitas bawah dapat juga dilakukan dengan membebat kedua tungkai
bersama, dengan ektremitas yang sehat bertindak sebagai bidai bagi ekstremitas
yang cedera. Pada cedera ektremitas atas, lengan dapat dibebatkan ke dada, atau
lengan bawah yang cedera digantung pada sling. Peredaran di distal cedera harus
dikaji untuk menentukan kecukupan perfusi jaringan perifer.
Pada fraktur terbuka, luka ditutup dengan pembalut bersih
(steril) untuk mencegah kontaminasi jaringan yang lebih dalam. Jangan
sekali-kali melakukan reduksi fraktur, bahkan bila ada fragmen tulang yang
keluar melalui luka. Pasanglah bidai sesuai yang diterangkan di atas.
Pada bagian gawat darurat, pasien dievaluasi dengan lengkap.
Pakaian dilepaskan dengan lembut, pertama pada bagian tubuh sehat dan kemudian
dari sisi cedera. Pakaian pasien mungkin harus dipotong pada sisi cedera.
Ektremitas sebisa mungkin jangan sampai digerakkan untuk mencegah kerusakan
lebih lanjut.
F.Komplikasi
Ø Perdarahan, syok septik, kematian
Ø Tetanus
Ø Gangren
Ø Kekakuan sendi
Ø Perdarahan sekunder
Ø Osteomielitis kronik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar