I.
IDENTIFIKASI MASALAH
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan ,
sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta
tingkat perkembangan.
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini
terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele,
padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara
umum.
II. PENGANTAR
Bidang
studi : Hygiene
Topik
: Personal hygiene
Sub
Topik
: Personal hygiene bagi wanita
Sasaran
: Saudari laras
Hari/Tanggal
: Senin, 8 November 2008
Jam
: 09.00 WIB
Waktu
: 30 menit
Tempat
: Balai desa
III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Memberikan informasi dan edukasi
tentang personal hygiene seseorang, sehingga setelah mengikuti kegiatan
penyuluhan ini diharapkan bisa memelihara kebersihan diri dan memperbaiki
personal hygiene yang kurang.
IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan
penyuluhan dapat menjelaskan kembali tentang:
1. Pengertian
personal hygiene
2. Macam-macam
personal hygiene
3. Tujuan
perawatan personal hygiene
4. Faktor-faktor
yang mempengaruhi personal hygiene
V. MATERI
Terlampir
VI. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VII. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet
VIII.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
No
|
Waktu
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Kegiatan
Peserta
|
1.
|
2 menit
|
Pembukaan:
- Memberi salam
- Menjelaskan tujuan
pembelajaran
- Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan.
|
- Menjawab salam
- Mendengarkan dan
memperhatikan
|
2.
|
20 menit
|
Pelaksanaan:
- Menjelaskan materi
penyuluhan secara berurutan dan teratur.
Materi:
1. Pengertian personal hygiene
2. Macam-macam personal hygiene
3. Tujuan perawatan personal
hygiene
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi
personal hygiene
|
- Menyimak dan
memperhatikan
|
3.
|
6 menit
|
Evaluasi :
- Meminta ibu
menjelaskan atau menyebutkan kembali:
1. Pengertian personal hygiene
2. Macam-macam personal hygiene
3. Tujuan perawatan personal
hygiene
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi
personal hygiene
- Memberikan pujian atas keberhasilan ibu memnjelaskan pertanyaan dan
memperbaiki kesalahan, serta menyimpulkan
|
- Bertanya, dan
menjawab pertanyaan
|
4.
|
2 menit
|
Penutup:
- Mengakhiri pertemuan dengan
mengucapkan terimakasih dan mengucapkan salam
|
Menjawab salam
|
IX. PENGESAHAN
Sasaran
|
Yogyakarta,
November 2008
|
Saudari
|
Pemberi Penyuluhan
Eko
Nurhadi
|
Mengetahui
Pembimbing PKL
X. EVALUASI
Tanya jawab
XI. LAMPIRAN MATERI
XII. DAFTAR
PUSTAKA
v LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian
Personal Hygiene
Personal
hygiene berasal dari baha Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan
hygiene berarti sehat. Personal hygiene (kebersihan perorangan) adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan
untuk kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan. Seperti pada orang sehat
mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan
fisik memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin.
2. Macam-Macam
Personal Hygiene
a. Perawatan Kulit
Kepala dan Rambut
Penampilan dan
kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan
mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah klien untuk
memelihara perawatan rambut sehari-hari. Rambut klien imobilisasi akan terlihat
menjadi kusut. Balutan bisa meninggalkan darah yang lengket atau larutan
antiseptik pada rambut. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar
higienis untuk semua klien. Klien juga harus diizinkan bercukur bila kondisi
mengizinkan.
Pertumbuhan,
distribusi dan pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum.
Perubahan hormonal, stres emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit
tertentu atau obat-obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Helai rambut
adalah struktur yang tidak berdaya. Perubahan warna atau kondisi terjadi akibat
aktivitas hormonal dan peredarah nutrisi ke folikel.
Praktik
perawatan rambut yang baik harus dilakukan rutin untuk memenuhi kebutuhan
hygiene klien. Perawat harus ingat bahwa klien tetap sadar akan penampilan
mereka setiap saat. Dengan demikian rencana yang efektif memperbolehkan klien
untuk memulai dan berpartisipasi dalam tindakan hygienis apabila memungkinkan.
Tujuan bagi
klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala meliputi sebagai
berikut:
1. Pola kebersihan
diri klien normal
2. Klien akan
memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat
3. Klien akan
mencapai rasa nyaman dan harga diri
4. Klien dapat
mandiri dalam kebersihan diri sendiri
5. Klien akan
berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.
b. Perawatan Mata
Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan pembersihan
dengan washlap bersih yang dilembabkan kedalam air. Sabun yang menyebabkan
panas dan iritasi biasanya dihindari. Perawat menyeka dari dalam ke luar kantus
mata untuk mencegah sekresi dari pengeluaran ke dalam kantong lakrimal. Bagian
yang terpisah dari washlap digunakan sekali waktu untuk mencegah penyebaran
infeksi. Jika klien memiliki sekresi kering yang tidak dapat diangkat dengan
mudah dengan menyeka, maka perawat dapat meletakkan kain yang lembab atau kapas
pada margin kelopak mata pertama kali untuk melunakkan sekresi. Tekanan
langsung jangan digunakan diatas bola mata karena dapat meyebabkan cedera
serius.
Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering. Sekresi
bisa berkumpul sepanjang margin kelopak mata dan kantus sebelah dalam bila
refleks berkedip tidak ada atau ketika mata tidak dapat menutup total.
Mata dapat dibersihkan dengan kapas steril yang diberi pelembab normal salin
steril. Air mata buatan bisa diperlukan, dan pesanan untuk itu harus diperoleh
dai dokter. Tindakan pencegahan harus digunakan jika potongan kecil
digunakan pada mata karena dapat meyebabkan cedera kornea.
Membersihan Kacamata. Kacamata terbuat kaca yang diperkeras atau plastik yang
tahan akan pengaruh untuk mencegah pecah. Namun, karena biaya , perawat harus
hati-hati bila membersihkan kacamata dan harus melindungi dari kerusakan atau
kehancuran lain ketika tidak digunakan. Kacamata harus diletakkan pada
tempatnya dan di laci meja sebelah tempat tidur ketika tidak digunakan. Air
hangat adalah cukup untuk membersihakn lensa kacamat. Kain yang lembut paling
baik untuk mengeringkan sehingga mencegah goresan. Lensa plastik dapat tergores
dengan mudah dan memerlukan larutan pembersih khusus dan tissue kering.
Perawatan Lensa Kontak. Lensa kontak adalah kecil, bulat, transparan dan
kadang-kadang berbentuk cakram berwarna yang pas diletakkan di atas kornea
mata. Lensa mengambang pada lapisan air mata yang meminyaki mata. Lensa kontak
dibentuk khusus untuk mengoreksi kesalahan rekraktif mata atau ketidaknormalan
bentuk kornea. Lensa kontak relatif mudah digunakan dan dilepaskan. Ada tiga
tipe lensa kontak: keras, lembut dan dapat ditembus gas yang kaku (RGP), juga
dikenal sebagai lensa yang dapat ditembus oksigen.
Bila lensa kontak dipakai klien, lensa mengakumulasi sekresi dan benda asing.
Material ini memburuk dan kemudian mengiritasi mata, yang menyebabkan gangguan
penglihatan dan risiko infeksi. Setelah dilepas, lensa kontak harus dibersihkan
dan didesinfeksi dengan teliti. Lensa kontak memberikan beberapa keuntungan
dibandingkan kacamata.
1. Meningkatkan
kejelasan penglihatan
2. Lebih aman dari
kacamata selama aktivitas tertentu
3. Memperhalus
secara optik permukaan yang tidak rata dari mata
4. Memberikan
penampilan yang lebih atraktif untuk pemakai.
c. Perawatan
Hidung
Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan ke
dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan.
Perawat mencegah klien jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar karena
mengakibatkan tekanan yang dapat mencenderai gendang telinga, mukosa hidung,
dan bahkan struktur mata yang sensitif. Perdarahan hidung adalah tanda kunci
dari pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau kekeringan.
Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan
menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan
dalam air atau salin. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang
ujung kapas. Sekresi nasal yang berlebihan dapat juga dibuang dengan pengisap.
Pengisap nasal merupakan kontraindikasi dalam pembedahan nasal atau otak.
d. Perawatan
Telinga
Perawat membersihkan telinga klien merupakan bagian rutin dalam kegiatan mandi
di tempat tidur. Pembersihan berakhir dengan washlap yang dilembabkan,
dirotasikan ke kanal telinga dengan lembut, kerja terbaik untuk pembersihan.
Ketika serumen tampak, penarikan kembali ke bawah secara lembutpada jalan masuk
kanal telinga dapat menyebabkan lilin melonggar dan keluar. Perawat
menginstruksi klien untuk tidak pernah menggunakan benda tajam seperti peniti
dan tusuk gigi untuk mengeluarkan lilin telinga. Penggunaan benda itu dapat
menyebabkan trauma pada kanal telinga dan ruptur membran timpani. Penggunaan
aplikator kapas bertangkai juga harus dihindari karena akan menyebabkan lilin
terjepit dalam kanal.
Anak-anak dan lasia umumnya mempunyai serumen yang keras. Serumen yang
berlebihan atau terjepit biasanya dapat dipindahkan hanya dengan irigasi.
Prosedur pertama yaitu pemasukan tiga tetes gliserin pada waktu tidur untuk
melembutkan lilin, dan tiga tetes hidrogen peroksida dua kali sehari untuk
melunakkan lilin (Phipps, dkk, 1995). Kemdian pemasukan kira-kira 250 ml air
hangat (37o C) ke kanal telinga luar yang akan membersihkan lilin
yang telah lunak secara mekanis. Air dingin atau panas dapat menyebabkan normal
atau muntah.
Klien dapat duduk atau berbaring di samping telinga yang terkena menghadap ke
sebelah atas. Perawat meletakkan mangkok piala ginjal di bawah telinga yang
terkena untuk menangkap larutan irigasi. Water Pik atau pentolan spuit
irigasi dapat digunakan mengirigasi ke dalam kanal telinga. Ujung spuit atau Water
Pik seharusnya tidak mengoklusi kanal telinga untuk menghindari penggunaan
tekanan terhadap membran timpani. Irigasi ringan diarahkan pada atas kanal yang
melunakkan serumen dari samping kanal telinga. Setelah kanal bersih, perawat
menyeka setiap pelembab dari telinga klien dan memeriksa kanal dari serumen
yang masih tertinggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar